Sabtu, 01 November 2014

Thankful :)

Hai, nama ku Andi Rahmawati, biasa di panggil Rahma. Aku lahir di Bekasi, tanggal 10 Desember. Aku tinggal di Bekasi, tepatnya di Kota Harapan Indah. Aku sekolah di salah satu Sekolah Model di Bekasi. Banyak yang bilang kalo aku ini orangnya kreatif, padahalmah biasa aja kok ;) Aku emang dasarnya hobi menggambar dan menghias. Aku orangnya cukup ramah, tapi kalo lagi cuek + jutek pasti gak ketolongan :D  Aku suka selfie, gambar, ngetik, nulis, sama merias. 

Aku ini orang yang cukup Ambisius. Selain ambisius, aku juga cukup labil. Aku tuh paling susah nentuin pilihan. Bisa sih, tapi butuh waktu agak lama dan itupun kadang belum tentu pilihan yang terbaik. Aku juga termasuk orang yang masih belum bisa ngatur emosi. Jadi, bisa dibilang kalo aku itu juga agak egois. Masih sering mikirin diri sendiri tanpa mikirin orang lain. 



Tapi dibalik semua kekurangan aku. Aku gak akan pernah berhenti buat berterima kasih sama Allah SWT. Karena dibalik kekurangan pasti ada kelebihan yang spesial, meskipun sampe sekarang aku belum nemuin kelebihan itu. 

TOLERANSI (Kultum oleh Prof. Dr. Quraisy Shihab, 2009)*

TOLERANSI
(Kultum oleh Prof. Dr. Quraisy Shihab, 2009)*

Saudara…

Ada istilah yang sering kita dengar yaitu toleransi, “tasamuh” dalam istilah agama. Toleransi adalah batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih dapat diterima. Toleransi adalah penyimpangan dari yang tadinya harus dilakukan, penyimpangan yang dapat dibenarkan.


Mengapa manusia harus bertoleransi? Agama menyatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial, pasti berbeda-beda, itu bukan saja keniscayaan tetapi itu adalah kebutuhan. Namun dalam saat yang sama, Tuhan menghendaki juga agar kita bersama. Bersama dengan Tuhan, bersama dengan seluruh manusia. Karena kita semua berasal dari ayah dan ibu yang sama. Keniscayaan perbedaan dan keharusan persatuan itulah yang mengantar manusia harus bertoleransi.
Sekali lagi kita bertanya, mengapa kita bertoleransi? Karena semua manusia mendambakan kedamaian, tanpa toleransi tidak mungkin ada kedamaian. Semua kita mendambakan kemaslahatan, tanpa toleransi tidak akan ada kemaslahatan. Semua kita menginginkan kemajuan, tanpa toleransi kemajuan tidak akan tercapai.
Dari sini, agamapun memberikan toleransi, bukan saja dalam kehidupan kemasyarakatan tetapi juga dalam kehidupan beragama. Saya akan memberikan beberapa contoh dari ayat-ayat al-Quran, bahkan dari sejarah Nabi S.A.W. Bagaimana kita bisa melihat tingginya toleransi beliau, bagaimana tingginya toleransi yang diajarkan oleh al-Quran, guna menghadirkan kedamaian dan kesejahteraan. Bukan saja bagi umat Islam, tetapi bagi seluruh rakyat, seluruh masyarakat, bahkan seluruh manusia.
Kita sama-sama tahu, Nabi menyatakan bahwa “aku diutus untuk membawa agama yang penuh dengan toleransi.” Ketika terjadi Perjanjian Hudaibiyah, saat itu, dalam konsepnya Nabi menuliskan kalimat Bismillahi ar-Rahmani ar-Rahim. Namun oleh kaum Musyrik tidak disetujui. Mereka meminta agar ditulis menjadi Bismikallahumma. Nabi berkata kepada Ali bin Abi Thalib “hapus basmalah dan tulisbismikallahumma sesuai usul mereka!” Nabi menyusun dan menyatakan: “inilah perjanjian antara Muhammad Rasulullah dan wakil dari kaum musyrik Mekkah.” Pemimpin delegasi kaum musyrik berkata “seandainya kami mengakui engkau sebagai rasul Allah, maka kami tidak akan memerangimu. Tulis “perjanjian ini antara Muhammmad putra Abdullah!” Rasul pun berkata “hapus kata Rasulullah dan ganti dengan Muhammad putra Abdillah!”  Sayidina Ali dan sahabat-sahabatnya tidak ingin bertoleransi dalam hal ini, mereka enggan menghapusnya. Tetapi Nabi yang penuh dengan toleransi itu menghapus 7 kata demi kemaslahatan, demi perdamaian.
Kita memang tidak boleh mengorbankan aqidah demi toleransi, tetapi dalam saat yang sama kita tidak boleh mengorbankan toleransi atas nama aqidah.

Karena itu terdapat sekian banyak ayat al-Quran yang berbicara atau menganjurkan kita bertoleransi. Bacalah surat Saba’ (34) ayat 25 dan 26. Anda akan menemukan di situ Nabi diajarkan untuk menyampaikan kepada kaum musyrik, kepada non muslim, bahwa kami atau anda yang berada dalam kebenaran atau kesesatan yang nyata. Yakni, mungkin kami yang benar, mungkin juga kami yang salah. Tetapi nanti Allah akan menghimpun kita, dan Dia-lah yang akan memberi putusan siapa yang benar, siapa yang salah. Ini bukan berarti mengorbankan aqidah dengan dengan berkata bahwa kita salah. Tetapi demi kehidupan bermasyarakat yang penuh kedamaian, jangan mempersalahkan siapapun. Katakanlah boleh jadi anda benar, boleh jadi anda salah.(Dan kuliah singkat ini ditutup oleh Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dengan sebuah doa):
Bismillahi ar-rahmani ar-rahim…
“Ya Allah…
Kami bermohon kepadaMu. Dengan “La ilaha illallah” tidak ada Tuhan selain Engkau,  yang Maha Pengampun dan Maha Mulia. Lapangkanlah dada kami, bukalah pintu-pintu hati kami, singkirkanlah kemarahan dan fanatisme yang ada di dalam hati kami. Anugerahilah kami kemampuan untuk menerapkan agamamu yang penuh dengan toleransi ini.”
Amin…


Peran Media Sosial dalam Membentuk Karakter Remaja


“Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju masa dewasa” pernyataan tersebut dinyatakan oleh Iskandarsyah, 2006. Dengan pernyataan tersebut, masa remaja umumnya berada pada rentan usia 12-21 tahun. Kemudian, masa remaja tersebut dibagi menjadi 3 masa, yakni masa remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja tengah usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir usia 18-21 tahun. Pada masa remaja tidak mengalami perubahan emosional saja tetapi juga mengalami perubahan fisik dan perkembangan seksual remaja. Masa remaja memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu adanya perubahan fisik, rasa keingintahuan yang besar, memiliki keinginan untuk dapat berkomunikasi dan mendapat kepercayaan dari orang-orang yang lebih dewasa darinya kerena merasa sudah bisa bertanggung jawab, adanya perkembangan intelektual, dan sudah mulai berfikir mandiri.
            Pada umumnya, masa remaja adalah masa dimana remaja sedang dalam masa pencarian jati diri dan identitas. Dalam pencarian jati diri tersebut remaja memiliki rasa ingin tau yang cukup besar dalam hal-hal yang mereka anggap adalah suatu hal yang baru. Dalam pencarian jati diri ini, remaja lebih sering berpatokan pada dunia luar dan dan lingkungan sosial di sekitar mereka sehingga dengan keadaan emosional yang masih labil pada remaja membuat remaja sangat mudah terpengaruh oleh dunia luar yang akan membentuk kepribadian mereka kelak.
Salah satu yang mudah memengaruhi remaja adalah media sosial. Media sosial adalah alat sarana untuk menyebarluasakan informasi. Media sosial memiliki beberapa manfaat bagi penggunanya, yaitu untuk memberi motivasi, memberi informasi, dan pembelajaran.
            Dalam era globalisasi ini, media sosial semakin dibutuhkan, baik dikalangan remaja maupun anak-anak. Bagi mereka khususnya remaja, media sosial seakan sudah menjadi candu, tiada hari tanpa membuka media sosial, bahkan hampir dari 24 jam mereka tidak lepas dari smartphone. Media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh kalangan remaja antara lain, Facebook, Twitter, LINE, Instagram, Path, WhatsApp, dan Blackberry Messenger.
            Pesatnya perkembangan media sosial juga dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak,  lain halnya dengan media sosial. Para pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan jaringan internet tanpa biaya yang besar dan dapat dilakukan sendiri dengan mudah. Para pengguna media sosialpun dapat dengan bebas berkomentar serta menyalurkan pendapatnya tanpa rasa khawatir. Hal ini dikarenakan dalam internet khususunya media sosial sangat mudah memalsukan jati diri atau melakukan kejahatan.
            Dalam kajian sosiologi, maraknya media sosial erat hubungannya dengan bagaimana kita bersosialisasi, berteman, dan berinteraksi. Hal ini yang menjadi alasan utama remaja untuk menggunakan media sosial. Karena remaja saat ini sangat ketergantungan terhadap media sosial. Mereka begitu identik dengan smartphone yang hampir 24 jam berada di tangan dan sangat sibuk berselancar di dunia online yang seakan tidak pernah berhenti. Melihat hal ini, Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) bersama Yahoo! melakukan riset mengenai penggunaan internet di kalangan remaja. Hasilnya menunjukkan, kalangan remaja  usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di Indonesia sebanyak 64%.
            Penggunaan media sosial di kalangan remaja ini juga banyak menimbulkan pro dan kontra. Penggunaan media sosial sering kali mengganggu proses belajar remaja dan kebiasaan seorang remaja yang berkicau berkali-kali di twitter yang terkadang hanya untuk mengeluhkan betapa sulit pelajaran yang sedang dia kerjakan.
            Tidak berhenti sampai di situ saja. Yang lebih parah ada beberapa kasus seorang remaja yang dilaporkan hilang oleh orangtuanya yang ternyata kabur dengan teman yang baru dikenalnya di Facebook. Dalam sebuah penelitian dinyatakan, bahwa media sosial berhubungan dengan kepribadian introvert. Kepribadian introvert adalah orang yang berorientasi pada diri sendiri, dalam arti dia itu penyendiri, kurang perduli dengan dunia luar. Semakin introvert seseorang maka dia akan semakin aktif di media sosial sebagai pelampiasan. Peran orang tua sangat dibutuhkan sebagai pengawas dan juga sosok yang memahami anak. Keluarga harus dapat memberikan fungsi afekif agar seorang anak mendapatkan perhatian yang cukup.
            Selain itu, para remaja juga berusaha memperlihatkan citra positif di media sosial. Begitu halnya dengan Facebook, remaja-remaja mengunduh foto-fotonya yang sedang bersenang-senang dengan teman-temannya dan seolah-olah memperlihatkan betapa bahagia dirinya. Dengan demikian, dapat dikatakan individu menjadikan media sosial sebagai media presentasi diri.
            Namun, apa yang mereka unggah di media sosial tidak selalu menggambarkan keadaan hidup mereka yang sebenarnya. Ketika para remaja tersebut mengunggah sisi hidupnya yang penuh kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam hidupnya mereka merasa kesepian. Manusia sebagai faktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Setiap individu mampu menampilkan karakter diri yang berbeda ketika berada di dunia maya dengan dunia nyata.
            Keberadaan media sosial saat ini dapat berperan dalam pembentukan karakter generasi muda saat ini. Karakter generasi muda dapat dengan mudah terbentuk sesuai kebiasaan mereka di media sosial. Hal yang sering terjadi adalah generasi muda “curhat” dimedia sosial. Saat itu, generasi muda tidak pernah berfikir panjang untuk menulis isi hatinya, padahal tulisannya tersebut dapat dibaca oleh banyak orang. Dari sekian banyak orang tersebut belum tentu semua bisa menerima tulisan kita. Kebiasaan seperti ini dapat membentuk generasi muda tidak berfikir panjang dalam melakukan sesuatu. Selain itu, karakter generasi muda juga dapat terbentuk menjadi orang yang tidak menghargai waktu dan menjadi egois. Ini disebabkan karena kebiasaan mereka berlama-lama menggunakan jejaring sosial, sehingga mereka menjadi kurang berempati kepada lingkungan yang ada disekitar.
            Selain hal-hal di atas, jejaring sosial juga memengaruhi kemampuan berbahasa generasi muda. Bagi anak-anak dan remaja, tidak adanya aturan ejaan dan tata bahasa di media sosial akan membuat mereka semakin sulit untuk membedakan antara berkomunikasi di media sosial dan di dunia nyata. Karena media sosial biasanya bersifat internasional, generasi muda dapat memanfaatkannya untuk belajar bahasa asing.
            Media sosial juga dapat digunakan untuk media belajar. Individu yang memiliki minat terhadap sesuatu dapat membentuk kelompok di jejaring sosial. Mereka dapat saling bertukar pikiran dan belajar tanpa harus ada hubungan tatap muka. Dengan pemanfaatan media sosial seperti ini, ilmu pengetahuan akan berkembang lebih cepat.
            Memang tidak diragukan lagi  pada zaman ini sebagian besar generasi mudah sudah sangat akrab dengan media sosial. Bahkan anak-anak yang masih dibawah umur juga sudah tidak canggung menggunakan media sosial untuk bersosialisasi. Media sosial sudah seperti kebutuhan dalam kehidupan generasi muda saat ini. Perkembangan karakter generasi muda zaman sekarangpun tidak hanya ditentukan dalam dunia nyata saja, namun juga pergaulan dunia maya.
            Oleh karena itu, media sosial sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter remaja. Sebaiknya dibutuhkan peran semua pihak untuk menjadikan media sosial berguna positif bagi remaja. Tidak hanya orang tua, guru, atau sekolah. Pihak-pihak terkait seperti, pemerintah, kepolisian, LSM-LSM, dan lembaga lainnya juga memiliki peran yang besar dalam menyaring pengaruh media sosial untuk para remaja. Harus diingat lebih jauh lagi kata-kata bijak Remaja sekarang adalah pemimpin di masa yang akan datang. Semoga kata-kata bijak tersebut menjadi masukan untuk kita semua demi remaja bangsa kita untuk menjadi lebih baik.


            

Diam Itu Emas


Dalam upaya mendewasakan diri kita, salah satu langkah awal yang harus kita pelajari adalah bagaimana menjadi pribadi yang berkemampuan dalam menjaga juga memelihara lisan dengan baik dan benar. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata benar atau diam.", hadits diriwayatkan oleh Bukhari.

1. Jenis-jenis Diam
Sesungguhnya diam itu sangat bermacam-macam penyebab dan dampaknya. Ada yang dengan diam jadi emas, tapi ada pula dengan diam malah menjadi masalah. Semuanya bergantung kepada niat, cara, situasi, juga kondisi pada diri dan lingkungannya. Berikut ini bisa kita lihat jenis-jenis diam:

a. Diam Bodoh
Yaitu diam karena memang tidak tahu apa yang harus dikatakan. Hal ini bisa karena kekurangan ilmu pengetahuan dan ketidakmengertiannya, atau kelemahan pemahaman dan alasan ketidakmampuan lainnya. Namun diam ini jauh lebih baik dan aman daripada memaksakan diri bicara sok tahu.

b. Diam Malas
Diam jenis merupakan keburukan, karena diam pada saat orang memerlukan perkataannya, dia enggan berbicara karena merasa sedang tidak mood, tidak berselera atau malas.

c. Diam Sombong
Ini pun termasuk diam negatif karena dia bersikap diam berdasarkan anggapan bahwa orang yang diajak bicara tidak selevel dengannya.

d. Diam Khianat
Ini diamnya orang jahat karena dia diam untuk mencelakakan orang lain. Diam pada saat dibutuhkan kesaksian yang menyelamatkan adalah diam yang keji.

e. Diam Marah
Diam seperti ini ada baiknya dan adapula buruknya, baiknya adalah jauh lebih terpelihara dari perkataan keji yang akan lebih memperkeruh suasana. Namun, buruknya adalah dia berniat bukan untuk mencari solusi tapi untuk memperlihatkan kemurkaannya, sehingga boleh jadi diamnya ini juga menambah masalah.

f. Diam Utama (Diam Aktif)Yang dimaksud diam keutamaan adalah bersikap diam hasil dari pemikiran dan perenungan niat yang membuahkan keyakinan bahwa engan bersikap menahan diri (diam) maka akan menjadi maslahat lebih besardibanding dengan berbicara.

2. Keutamaan Diam Aktif

a. Hemat MasalahDengan memilih diam aktif, kita akan menghemat kata-kata yang berpeluang menimbulkan masalah.

b. Hemat dari DosaDengan diam aktif maka peluang tergelincir kata menjadi dosapun menipis, terhindar dari kesalahan kata yang menimbulkan kemurkaan Allah.

c. Hati Selalu Terjaga dan TenangDengan diam aktif berarti hati akan terjaga dari riya, ujub, takabbur atau aneka penyakit hati lainnya yang akan mengeraskan dan mematikan hati kita.

d. Lebih BijakDengan diam aktif berarti kita menjadi pesdengar dan pemerhati yang baik, diharapkan dalam menghadapi sesuatu persoalan, pemahamannya jauh lebih mendaam sehingga pengambilan keputusan pun jauh lebih bijak dan arif.

e. Hikmah Akan MunculYang tak kalah pentingnya, orang yang mampu menahan diri dengan diam aktif adalah bercahayanya qolbu, memberikan ide dan gagasan yang cemerlang, hikmah tuntunan dari Allah swtakan menyelimuti hati, lisan, serta sikap dan perilakunya.

f. Lebih BerwibawaTanpa disadari, sikap dan penampilan orang yang diam aktif akan menimbulkan wibawa tersendiri. Orang akan menjadi lebih segan untuk mempermainkan atau meremehkan.


Selain itu, diam aktif merupakan upaya menahan diri dari beberapa hal, seperti:

1. Diam dari perkataan dusta
2. Diamdari perkataan sia-sia
3. Diam dari komentar spontan dan celetukan
4. Diam dari kata yang berlebihan
5. Diam dari keluh kesah
6. Diam dari niat riya dan ujub
7. Diam dari kata yang menyakiti
8. Diam dari sok tahu dan sok pintar

Mudah-mudahan kita menjadi terbiasa berkata benar atau diam. Semoga pula Allah ridha hingga akhir hayat nanti, saat ajal menjemput, lisan ini diperkenankan untuk mengantar kepergian ruh kita dengan sebaik-baik perkataan yaitu kalimat tauhiid "laa ilaha illallah" puncak perkataan yang menghantarkan ke surga. Aamiin